Setelah Berkali-kali Parlemen Gagal Membentuk Pemerintahan, Akhirnya Irak Punya Presiden dan PM Baru

- 14 Oktober 2022, 12:35 WIB
Setelah terpilih sebagai Presiden Irak, Abdul Latif Rashid langsung menunjuk Mohammed Shia al-Sudani sebagai Perdana Menteri
Setelah terpilih sebagai Presiden Irak, Abdul Latif Rashid langsung menunjuk Mohammed Shia al-Sudani sebagai Perdana Menteri /NY Times

Sementara itu Sudani (52 tahun), yang ditunjuk sebagai PM diketahui pernah menjabat menteri hak asasi manusia Irak, juga menteri tenaga kerja dan menteri sosial.

Sudani sekarang punya waktu 30 hari untuk membentuk kabinet dan menyampaikan susunannya kepada parlemen untuk mendapatkan persetujuan.

Baca Juga: Robert Lewandowski Janji Kenakan Ban Kapten Shevchenko Ukraina di Piala Dunia. Ini Alasan Penyerang Barcelona

Presiden Irak adalah kepala Negara Irak. Pada 1958-2003 seorang presiden tampil sebagai kepala pemerintahan, tetapi sejak 2005 posisi itu diserahkan kepada Perdana Menteri Irak. Irak menjadi sebuah negara republik setelah jatuhnya kekuasaan monarkhi pada 1958.

Seperti diketahui, silang pendapat telah menghambat reformasi di Negera 1001 malam tersebut. Lebih dari sembilan bulan sejak pemilu Oktober 2021, anggota parlemen yang ditugaskan untuk memilih presiden dan perdana menteri tak pernah mencapai kesepakatan.

Irak mencatat rekor 290 hari tanpa kepala negara atau kabinet. Kebuntuan terpanjang di tubuh pemerintahan pernah pula terjadi pada 2010. Ketika itu, Irak selama 289 hari tanpa pemerintahan hingga akhirnya PM Nouri al-Maliki mendapat masa jabatan periode kedua.

Terpilihnya Rasyid secara otomoatis menggantikan pemerintahan dibawah PM Irak Mustafa al-Kadhimi.  Kelumpuhan telah membuat Irak tanpa anggaran untuk 2022. Walhasil, pengucuran biaya pengeluaran untuk prioritas proyek-proyek infrastruktur serta reformasi ekonomi, tertunda. ***

Halaman:

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x