Jadi Tuan Rumah KTT, Indonesia dan Thailand Khawatir Akan Terjebak di Tengah Konflik Internasional

- 24 Maret 2022, 20:30 WIB
Para personel PLN mengikuti apel di pelataran Candi Prambanan sebelum bersiaga di gelaran KTT atau G20.
Para personel PLN mengikuti apel di pelataran Candi Prambanan sebelum bersiaga di gelaran KTT atau G20. /dok PLN.

Meskipun AS belum menentukan aktivitas bisnis apa dengan Rusia yang akan memicu sanksi sekunder, seringnya penggunaan tindakan tersebut terhadap China dalam beberapa tahun terakhir menimbulkan risiko yang signifikan bagi negara-negara pengekspor yang bergantung pada pasar AS dan Eropa.

“Bahkan sebelum invasi ke Ukraina, tatanan dunia multilateral sudah berada di bawah tekanan yang cukup besar dari ketegangan strategis antara kekuatan besar,” kata Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat.

“Krisis saat ini akan semakin menonjolkan keretakan ini, dan menimbulkan ancaman besar bagi aturan hukum internasional,” lanjutnya.

Rusia dikeluarkan dari G-8 pada tahun 2014 menyusul pencaplokan Krimea oleh Putin, yang terjadi setelah penggulingan kepemimpinan Ukraina yang didukung Kremlin.

Baca Juga: Respon Lambat AS Terhadap Ukraina Kurangi Kepercayaan Taiwan Apabila Invasi China Terjadi, Berikut Kata Survei

Namun, akan jauh lebih sulit untuk mengeluarkan Rusia dari G-20 atau APEC, yang memiliki lebih banyak anggota termasuk China, salah satu pendukung diplomatik utama Putin.

Persiapan KTT APEC pada November 2022 masih dalam tahap awal, menurut Tanee Sangrat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand.

“Kami tidak ditekan untuk merahasiakan topik apa pun dari diskusi pada KTT tahun ini,” katanya ketika ditanya tentang laporan tersebut. Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan menolak berkomentar.

Teuku Faizasyah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, mengatakan dia tidak dalam posisi untuk mengkonfirmasi diskusi yang melibatkan Marsudi sambil menambahkan bahwa Indonesia belum mengalami tekanan seperti itu.

Namun, “kami memang prihatin dengan prospek konflik untuk mengalihkan fokus dan kerja sama G-20 dari ekonomi dan pembangunan,” tambahnya.***

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: Bloomberg


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini