"Kita belum melalui puncaknya dan saya pikir masih akan ada sejumlah besar kasus yang didiagnosis di Australia selama beberapa minggu ke depan," ujar penasihat utama pemerintah  Australia untuk bidang kesehatan, Paul Kelly, dalam jumpa pers pada Sabtu 15 Januari 2022.
Namun, Kelly menambahkan bahwa melihat tren dari beberapa negara bagian membuatnya percaya bahwa Australia sedang mendekati puncak gelombang kasus COVID-19.

Setelah mengatasi penyebaran virus corona dengan pemberlakuan pembatasan ketat di awal pandemi, Australia sekarang mengalami rekor beban kasus Omicron.

Sebagian besar wilayah negara tersebut beralih ke strategi hidup dengan virus ketika vaksinasi sudah mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Baca Juga: Cineplex Kanada Rumahkan 5.000 Karyawan Ditengah Lonjakan Omicron
Menurut data resmi, infeksi telah menurun selama tiga hari terakhir sementara peningkatan kasus rawat inap di New South Wales.
 
Negara bagian ini menjadi salah satu daerah bagian yang paling parah terkena dampak, telah sedikit melambat. 

Sebagian besar negara bagian sedang berjuang melawan rekor rawat inap selama gelombang Omicron.
Pihak berwenang mengatakan orang-orang muda yang tidak divaksin menyumbang "jumlah yang signifikan" dalam angka rawat inap di Australia.

"Kami melihat epidemi pada anak-anak muda yang tidak divaksin, termasuk di unit perawatan intensif," jelas Kelly.

Australia adalah salah satu negara yang paling banyak penduduknya sudah disuntik vaksin anti-Covid-19.
 
Lebih dari 92 persen orang di atas 16 tahun di negara itu telah melakukan vaksinasi sebanyak dua dosis.***