Australia Butuh Banyak Tenaga Kerja, Pemerintah Segera Beri Tambahan Izin Tinggal Permanen

2 September 2022, 11:35 WIB
Menurut Menteri Dalam Negeri Australia Clare O'Neil, saat ini pengusaha mulai kesulitan merekrut staf agar bisnis mereka tetap berjalan /foto ANT

POSJAKUT – Setelah menutup perbatasan selama masa pandemic, kemudian penerapan aturan yang ketat yang membuat para pekerja musiman dan mahasiswa asing eksodus, Australia kini kesulitan merekrut staf untuk mempertahan sektor binis mereka. 

Menurut Menteri Dalam Negeri Australia Clare O'Neil, saat ini pengusaha kesulitan merekrut staf agar bisnis mereka tetap berjalan. 

Karena itulah kata O’Neil, negaranya mengeluarkan kebijakan baru akan menambah 35.000 izin tinggal permanen dalam tahun fiskal berjalan menjadi 195.000 orang g untuk membantu sektor bisnis yang kekurangan staf.

Baca Juga: Dideportasi Australia, Djokovic Isyaratkan Grand Slam dan French Open Tahun Depan Penampilan Terakhir 

"Tanpa diminta, Covid-19 telah memberi kesempatan untuk mereformasi sistem imigrasi yang tak akan pernah kembali normal. Saya ingin kita mengambil kesempatan itu," kata Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil, Jumat 2 Sepember 2022.

O’Neil memperkirakan (reformasi) ini akan menarik ribuan perawat baru ke negara ini tahun ini, juga ribuan teknisi baru. Tingkat pengangguran di Australia kini mendekati angka terendah dalam 50 tahun, yaitu 3,4 persen, tetapi lonjakan inflasi menurunkan upah riil. 

Baca Juga: Kemenangan Australia Laga Playoff Kontra Peru Picu Semangat Tim Down Under

Sektor bisnis katganya telah mendesak pemerintah untuk menaikkan batas jumlah migran tahunan yang saat ini hanya 160.000 dan meminta perubahan kebijakan untuk sementara agar kebutuhan pekerja terpenuhi. 

Pemerintah partai Buruh yang baru terpilih menggelar konferensi dua hari itu di ibu kota Canberra dengan mengundang berbagai kelompok bisnis dan serikat pekerja untuk membantu mencari solusi atas masalah-masalah ketenagakerjaan yang penting.

Australia bersaing dengan kawasan ekonomi maju lainnya untuk menarik minat pekerja asing terampil ketika banyak negara melonggarkan aturan imigrasi. 

Baca Juga: Australia Bertemu Peru di Piala Dunia Usai Membungkam UEA 2-1 di laga Kualifikasi Zona Asia

Namun, waktu pengurusan visa yang lama di negara itu telah membuat jutaan calon pekerja menghadapi ketidakpastian sehingga memperburuk krisis tenaga kerja. 

"Kami mengerti bahwa ketika orang menunggu dan menunggu, ketidakpastian bisa menjadi tak terkendali," kata Menteri Imigrasi Andrew Giles dalam konferensi itu yang membahas tentang tenaga kerja besama Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil,

Untuk mempercepat proses pemberian visa, Giles mengatakan pemerintah akan menyediakan dana 36,1 juta dolar Australia (Rp365,76 miliar) untuk meningkatkan kapasitas staf sebanyak 500 pegawai selama sembilan bulan ke depan. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: posjakut/reuter

Tags

Terkini

Terpopuler