POSJAKUT - Di era Orde Baru, ungkapan "Jenderal pemikir" sangat populer di kala itu. Maksudnya, jenderal yang mengutamakan pendekatan intelektual tinimbang pendekatan komando dan bedil (militeristik).
"Jendral pemikir, waktu itu, cukup berfungsi sebagai 'oase' atau 'penerang jalan' di tengah otoritarianisme rezim Orde Baru," tulis wartawan senior Ilham Bintang di laman Facebook-nya.
Salah satu tokoh militer yang dicatat oleh pengurus PWI Pusat ini adalah Chappy Hakim (lahir 17 Desember 1947). Beliau dikenal sebagai jenderal pemikir.
Ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) periode 2002–2005 di masa pemerintahan Presiden Megawati dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca Juga: Diperkenalkan Kasad Jenderal Dudung Abdurachman TNI AD Kini Punya Seragam Loreng Baru
Chappy militer, tetapi juga seniman dan budayawan (penulis produktif).
Bakat "kewartawanannya" ini ternyata masih titisan Abdul Hakim, ayahnya, wartawan Antara, pejuang peristis kemerdekaan Indonesia.
Maka julukan buat Chappy Hakim mungkin lebih tepat "Jenderal Three In One". Begitu Ilham Bintang menjulukinya.
Artikel Rekomendasi