Presiden Jokowi Minta Petani Geluti Sektor Pasca Panen untuk Tingkatkan Nilai Tambah. Begini Katanya

- 29 Januari 2022, 16:15 WIB
Presiden Jokowi mengendarai Kawasaki W175 custom
Presiden Jokowi mengendarai Kawasaki W175 custom /Nur Aliem Halvaima/ANTARA

POSJAKUT -- Pasca panen menjadi salah satu sektior yang terbuka lebar untuk digeluti, kata Presiden Joko Widodo.

Jokowi pun mendorong petani dan peternak merambah ke sektor off farm ini.

Menggeluti bidang ini akan bisa memberikan nilai tambah bagi petani di sektor pertanian, jelas mantan Walikota Solo itu.

Menurut Presiden, kelompok tani dan peternak, koperasi petani dan peternak, juga harus masuk ke off farm, masuk ke hilir.

Baca Juga: Nusantara Tak Cocok Jadi Nama Ibu Kota Baru, Fadli Zon Usul: Namanya Jokowi Aja

Tujuannya sama, agar petani atau peternak dapat menikmati nilai tambah yang besar.

"Karena keuntungan yang terbesar itu ada di off farm-nya, dan tentu saja bisa menciptakan lapangan kerja baru yang makin banyak," kata Presiden Jokowi dalam Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat ICMI dan Peresmian Pembukaan Rakernas ICMI secara daring dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu 29 Janusri 2022.

Dengan bergeraknya petani di sektor pascapanen, lanjut Jokowi, maka petani juga dapat menikmati hasil dari kegiatan hilirisasi komoditas pertanian.

Hal ini dikatakannya merupakan bagian dari program hilirisasi sumber daya alam dan bagian dari transformasi struktural Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Sebut Tiga Transformasi yang Dilakukan Indonesia Tak Boleh Stop karena Pandemi

“Hilirisasi ini juga harus kita lakukan di semua sektor. Petani memang harus kuat di on farm (budidaya), inovasi di pertanian dan peternakan harus kuat, tetapi jangan berhenti di situ,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden menekankan agar hilirisasi diterapkan di setiap sektor yang memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.

Di sektor pertambangan, Presiden kembali menekankan komitmennya untuk menghentikan ekspor bahan mentah secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan, yakni untuk bauksit, tembaga, timah, dan emas.

Pada Januari 2020 pemerintah sudah melarang ekspor bijih nikel mulai 1 Januari 2020 sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019.

Baca Juga: Tiba diLombok, Jokowi Tampil Trendy Menjajal Jalan Bypass Bandara International Lombok (BIL)

Jauh sejak beberapa tahun sebelumnya, pemerintah juga gencar menerapkan program hilirisasi nikel.

“Tidak hanya nikel saja saya setop. Tahun ini mungkin setop lagi bauksit, tahun depan tembaga, tahun depan timah, tahun depan emas, tidak ada lagi yang namanya ekspor bahan mentah,” ujar Presiden Jokowi.

Karena itu salah satu produk turunan nikel yakni besi baja pada 2021 dapat menghasilkan ekspor hingga 20,9 miliar dolar AS atau meningkat signifikan dibanding 2014 yang sebesar 1,1 miliar dolar AS.

“Tahun 2022 ini saya kira kita bisa mencapai ekspor khusus nikel ini bisa mencapai 28 sampai 30 miliar dolar AS, berarti sudah kira-kira Rp420 triliun, Itu perkiraan,” ujar Presiden Jokowi.

Selain hilirisasi, beberapa agenda transformasi struktural Indonesia, antara lain, transformasi ekonomi digital, transisi energi, serta pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Pulau Kalimantan.***

Editor: Fenty Ruchyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah