Pembatalan Ribuan Penerbangan Karena Omicron, Pengaruhi Harga Minyak Mentah Dunia

27 Desember 2021, 12:15 WIB
OPEC, Organisasi Minyak Dunia /Instagram.com/@radiosat24web

 

 POSJAKUT –  Pembatalan ribuan penerbangan selama liburan Natal karena melonjaknya kasus Omicron Covid-19 membuat harga minyak di perdagangan Asia jatuh.

Dilansir Antara, harga West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan minyak mentah  Senin 27 Desember 2021 pagi, anjlok.

Namun tidak dengan perdagangan berjangka Brent. Harga justru naik meski tipis.

Baca Juga: Kunjungan Kerja ke Bali, Presiden Jokowi Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan RS Internasional

Dikutip POSJAKUT, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 41 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 73,38 dolar AS per barel pada pukul 00.53 GMT.

Kontrak tidak diperdagangkan pada Jumat 24 Desember 2021 karena pasar AS ditutup untuk liburan Natal.

Sebaliknya harga  minyak mentah berjangka Brent naik 40 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 76,54 dolar AS per barel setelah turun 0,92 persen pada hari yang sama.

Baca Juga: Risma Minta Bansos Untuk Penerima Manfaat di 514 Kabupaten/Kota Harus Cair Hari Ini

Kedua kontrak melonjak 3,0 persen hingga 4,0 persen minggu lalu setelah data awal menunjukkan bahwa varian Omicron menyebabkan tingkat penyakit yang lebih ringan.

Namun Omicron menyebabkan jumlah kasus Covid-19 melonjak di seluruh dunia.

Sementara itu  di Eropa, harga gas alam menyentuh rekor tertinggi pekan lalu karena pasokan yang terbatas, mendukung harga minyak mentah Brent lebih tinggi.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Uni Eropa hanya dapat menyalahkan kebijakannya sendiri atas rekor harga gas.

Baca Juga: Jejak Pelawak yang Meninggal Dunia Sebelum Jimmy Gideon. Ini Daftarnya!

Pasalnya  beberapa anggotanya menjual kembali gas murah Rusia dengan harga yang jauh lebih tinggi di dalam blok tersebut.

Ke depan, investor minyak fokus pada pertemuan OPEC+ berikutnya pada 4 Januari 2022.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu untuk memutuskan apakah akan melanjutkan peningkatan produksi 400.000 barel per hari (bph) pada Februari 2022.

Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan Rusia yakin harga minyak tidak mungkin berubah secara signifikan tahun depan karena permintaan pulih ke tingkat pra-pandemi hanya pada akhir 2022.***

 

Editor: Fenty Ruchyat

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler