Pengawasan Diperketat, KCIC Bongkar Enam Pilar Roboh. Balik Modal Puluhan Tahun

20 Desember 2021, 11:15 WIB
Kondisi terowongan bakal jalur KCJB /kcic.co.id

POSJAKUT -- – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC),. kontraktor Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) terus meningkatkan pengawasan proyek.

Menyusul insiden robohnya salah satu pilar di proyek tersebut, Dirut KCIC Dwiyana Slamet Riyadi  meminta kontraktor memaatikan insiden tak terulang lagi.

Kontraktor diminta meningkatkan pengawasan dan menerapkan metode pembongkaran dengan risiko minimum.

Selain itu serta pengawasan tinggi juga wajib dilakukan setiap saat.

Baca Juga: Pulihkan Sektor Pariwisata, 47 Sanggar Seni Dapat Bantuan Peduli Pengusaha bagi Seniman Bali

Dari hasil investigasi terhadap enam pilar di DK 46 Karawang, lanjut Dwiyana, diketahui terdapat pergeseran alignment yang lewati ambang batas.

Akhirnya Dwiyana meminta kontraktor membangun ulang keenam pilar tersebut. Total pilar yang dibangun di seluruh proyek KCJB sendiri mencapai 2.880 unit.

Tujuan dari pembangunan ulang adalah memastikan konstruksi telah sesuai standar guna menjamin aspek quality dan keselamatan untuk operasional kereta api cepat.

Adapun, pembongkaran pilar pertama dilakukan sesuai dengan metode yang ditetapkan.

Baca Juga: Sepanjang 2021, Total 2.885 Bencana Terjadi, Lebih 8 Juta Warga Menderita dan Mengungsi

Namun pada pembongkaran pilar kedua, pelaksanaan pembongkaran tidak menggunakan metode dan SOP, sehingga terjadi insiden.

“Sebagai sanksi tegas atas kejadian tersebut, kami meminta kontraktor untuk mengganti seluruh personel yang bertugas di section tersebut, dan tidak lagi dilibatkan pada proyek pembangunan KCJB,” jelasnya.

Pembangunan kereta cepat memang masih menyisakan kontroversi.

Mulai dari perubahan anggaran yang membengkak hingga beleid baru yang dikeluarkan Presiden Jokowi untuk mempercepat pembangunanya.

Baca Juga: Kebakaran Pasar Bawah Bukittinggi, KemenKopUKM Beri Bantuan 125 Usaha Mikro Terdampak

Diketahui, anggaran pembangunan proyek KCJB membengkak dari Rp86,5 triliun menjadi Rp114,2 triliun.

Dan Presiden Jokowi memutuskan akan membiayai proyek tersebut  dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp4 triliun.

Soal pembengkakan anggaran dan proyeksi keuntungan akan segera diperoleh dari proyek KCJB ini, ekonom senior Faisal Basri pesimis.

Menurutnya, proyek KCJB tak akan berikan keuntungan dalam waktu cepat.

Baca Juga: Meriah! Global Domain Gita Santih Festival 2021 Melibatkan Peserta Dari Mancanegara

Prediksinya, KCJB hanya akan balik modal paling cepat 33 tahun atau paling lama 139 tahun lagi.

Coret-coretan Faisal berasal dari kalkullasinya. Dengan investasi Rp114 triliun, jika kursi terisi 50 persen, perjalanan  30 kali sehari dan harga tiket diturunkan menjadi Rp250.000 maka balik modalnya 139 tahun.

Lalu dengan nilai investasi yang sama, jika kursi terisi hanya 60 persen, dengan jumlah perjalanan sebanyak 35 kali dan harga tiket Rp300.000, maka balik modal menjadi 83 tahun.

Skenario lain, jika harga tiket diturunkan menjadi Rp350.000, dengan jumlah perjalanan 30 kali, tapi jumlah keterisian kursi 80 persen, maka balik modalnya 62 tahun kemudian.***

Editor: Fenty Ruchyat

Tags

Terkini

Terpopuler