POSJAKUT -- Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tengah mempersiapkan teknologi terbaru untuk mengatasi sampah dan banjir secara simultan.
Teknologi ini merupakan pendukung dari sistem saringan sampah badan air yang akan dihadirkan untuk mengatasi sampah dan banjir di Jakarta.
Saringan sampah ini akan ditempatkan di sungai perbatasan Jakarta yang merupakan areal bertumpuknya sampah yang terbawa arus banjir.
Sistem yang dilakukan dengan pengambilan dan treatment sampah badan air melalui rekayasa sungai pada Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Jakarta Selatan itu merupakan terobosan pertama di Indonesia.
Baca Juga: Peringatan Hari Bersih-Bersih se-Dunia di Jakarta Ditandai Gerakan Serentak Pilah Sampah dari Rumah
Diketahui teknologi saringan sampah ini merupakan proyek pertama di Jakarta dan juga di Indonesia ada penyaringan seperti ini.
Pembangunan sistem ini telah melalui kajian yang matang dengan konsep perencanaan kolaboratif bersama ITB (Institut Teknologi Bandung) dan disepakati dengan BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung - Cisadane).
Nantinya saringan sampah ini juga bermanfaat untuk menjaga pompa-pompa pengendalian banjir yang dioperasikan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta agar tidak mengalami efek bendung yang dapat berakibat banjir, seperti Pompa Waduk Pluit, Pompa Ancol, dan Pompa Gambir.
Pembangunan ini dilatarbelakangi adanya penekanan volume sampah yang terkonsentrasi hanya pada satu titik penanganan (Pintu Air Manggarai, Kali Ciliwung Jembatan Kampung Melayu).
Baca Juga: World Cleanup Day 2022, Catat Rekor Baru Gerakan Pilah Sampah di DKI Jakarta, Begini Aksinya
Sehingga dibutuhkan penanganan di titik lain untuk meminimalisir efek bendung yang berkontribusi pada timbulnya bencana banjir, terutama saat musim hujan dan terjadi sampah kiriman dari hulu Kali Ciliwung.
Selain itu, keterbatasan ruang di Pintu Air Manggarai yang menyulitkan penambahan alat berat untuk percepatan penanganan sampah di badan Kali Ciliwung.
Alhasil dibutuhkan pemindahan fungsi penanganan sampah di Pintu Air Manggarai ke perbatasan DKI Jakarta agar meringankan beban kerja penanganan sampah di Pintu Air Manggarai.
Kemudian, karakteristik sampah yang sangat beragam serta tuntutan dalam kecepatan waktu penanganan sampah juga membuat pengolahan sampah kurang efektif.
Baca Juga: Ratusan Warga Cilangkap Jaktim Mungut Sampah di Jalan, Ternyata Begini Ide Awalnya!
Sampah dibuang tanpa dipilah terlebih dahulu dan langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.
Hal tersebut dapat memperpendek masa manfaat dari TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang yang diproyeksikan telah mendekati masa akhir.
Bagaimana sistem kerja dari saringan sampah badan air ini berkerja.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Asep Kuswanto memaparkan pertama ponton terapung yang diterapkan di lokasi saringan berfungsi untuk mengarahkan sampah ke segmen sungai.
Nantinya dapat menghindari efek bendung akibat sampah yang tertahan di badan air.
Baca Juga: Sambut 'World Cleanup Day', Begini Cara Unik Ratusan Warga Cilangkap Memungut Sampah di Jalan!
Kemudian, penyaringan dilakukan secara berlapis, sehingga kegiatan pengambilan sampah dari badan Kali Ciliwung dapat dilakukan secara berjenjang, dari mulai saringan kasar sampai ke saringan lebih halus.
Proses penyaringan sampah dibagi dalam 2 (dua) tahap penyaringan dan 2 (dua) tahap pencacahan sampah organik, yaitu:
Saringan Tahap 1
Berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 5 cm - 20 cm;
Saringan Tahap 2
Berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 20-50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor.
Artikel Rekomendasi