Metaverse dan Musisi Virtual: Pengalaman Baru yang Futuristik dalam Industri Musik

- 9 Desember 2021, 09:00 WIB
/

Apakah Aespa Perintis Konsep Musisi Virtual?

Sayangnya tidak. Konsep musisi virtual sebenarnya sudah ada sejak 1958 bahkan sebelum istilah 'musisi virtual' ada.

The Chipmunks merupakan musisi virtual pertama di dunia berisikan tiga vokalis fiktif berupa marmut yang bisa bernyanyi dalam animasi 1958 berjudul 'Alvin and the Chipmunks' di Amerika Serikat.

Suara 'Alvin and the Chipmunks' dikomposisikan oleh produser rekaman musik, Ross Bagdasarian, Sr.. Proses pembuatan suara artifisial itu mendapatkan dua Grammy pada tahun 1959 untuk kategori teknik.

Selain The Chipmunks, musisi virtual lainnya adalah Gorillaz (1998), Hatsune Miku (2007), dan lain sebagainya.

Baca Juga: Apa Itu Non-Fungible Token atau NFT yang Sedang Ramai? Berikut Penjelasannya

Yang membedakan antara Aespa dengan musisi virtual klasik adalah metaverse yang menghubungkan antara musisi nyata dan virtual. Namun sebenarnya Aespa bukanlah yang pertama menggunakan konsep musisi virtual dan metaverse dalam industri musik.

Developer game ternama, Riot Games, sudah dua kali memproduksi musisi virtual di metaverse. Pertama band heavy rock Pentakill (2014), kemudian grup Kpop K/DA (2018). September 2021 lalu Pentakill sempat mengadakan konser interaktif.

Sementara itu K/DA beranggotakan 4 musisi dunia nyata beserta avatarnya yang merupakan karakter dalam video game 'League of Legends' antara lain, Ahri (Cho Miyeon), Evelynn (Madison Beer), Kai'sa (Jaira Burns), dan Akali (Jeon Soyeon).

Di event '2018 League of Legends World Championship' girlgroup K/DA sempat tampil di opening ceremony membawakan lagu "Pop/Stars" menggunakan teknologi AR di atas panggung. Tidak hanya anggota grup dunia nyata, avatar mereka pun ikut tampil bersama.***

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x