Mata Uang Ramah Lingkungan, Teknologi Block-Lattice Jadi Masa Depan Cryptocurency?

- 30 November 2021, 15:55 WIB
/

Blockchain membutuhkan mining untuk proses pemasukan data transaksi, sementara block-lattice tidak. Oleh karena itu block-lattice memiliki prospek cerah sebagai teknologi masa depan mata uang kripto yang ramah lingkungan.

Salah satu mata uang kripto berteknologi block-lattice adalah Nano (XNO). Berbeda dengan Bitcoin, proses transaksi Nano hanya membutuhkan waktu sekitar 3 menit. Setiap transaksi ditangani secara individual, "blok" hanya berisi data yang menjelaskan transfer yang ada, proses validasi juga lebih cepat berkat model dPoS.

Apa Perbedaan PoS dan PoW?

PoW (Proof-of-Work) adalah mekanisme kerja mata uang kripto berteknologi blockchain seperti Bitcoin yang membutuhkan sejumlah besar komputasi untuk menghasilkan satu token. Semakin besar komputasi semakin besar energi yang digunakan.

Sementara PoS (Proof-of-Stake) adalah mekanisme kerja mata uang kripto berteknologi block-lattice seperti Nano menggunakan energi yang jauh lebih sedikit sehingga tidak memerlukan mining.

Ethereum, salah satu mata uang digital berbasis blokchain yang banyak di cari para penambang.
Ethereum, salah satu mata uang digital berbasis blokchain yang banyak di cari para penambang. pixabay/Peter Patel

Baca Juga: Single Terbaru, Ini Harapan Rossa pada Terlalu Berharap

Ethereum (ETH) salah satu mata uang kripto terbesar berencana untuk mengeluarkan Ethereum 2.0 sebelum Juni 2022 yang akan mengadopsi mekanisme PoS.

Sebenarnya Vitalik Buterin, Founder Ethereum, sudah sejak lama ingin membuat mata uang kripto lebih ramah lingkungan dan berencana melakukan transisi dari PoW ke PoS. Akan tetapi pada 2019 ia berubah pikiran.

Menurutnya, daripada merubah mekanisme Ethereum lebih baik membuat Ethereum 2.0 dengan sistem yang berbeda.***

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: Medium LeafScore


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x