Metaverse dan Musisi Virtual: Pengalaman Baru yang Futuristik dalam Industri Musik

9 Desember 2021, 09:00 WIB
/

PosJakut - Metaverse adalah dunia virtual di mana kita dapat berinteraksi satu sama lain sebagaimana halnya internet. Bedanya, dengan metaverse kita dapat merasakan pengalaman lebih nyata.

'Metaverse' menjadi salah satu kata kunci paling banyak dicari di Google tahun ini. Tidak hanya technopreneur, bahkan industri musik pun melirik konsep ini sebagai masa depan yang menjanjikan.

Salah satu girlgroup Kpop, Aespa, dalam salah satu video YouTube acara TV Amerika Serikat 'The Daily Show with Trevor Noah' pada 8 Desember 2021, mengungkapkan bahwa mereka adalah musisi berbasis teknologi metaverse.

Baca Juga: Kapal Pesiar NFT di Metaverse Terjual Lebih dari 9 Miliar Rupiah, Begini Reaksi Netizen

Salah satu anggota bernama Giselle mengatakan bahwa huruf 'ae' pada 'aespa' merupakan singkatan dari "Avatar Experience".

Aespa memiliki kombinasi antara penampilan dunia nyata dan virtual. Di mana Aespa yang terdiri dari 4 member, antara lain Karina, Winter, Giselle, dan Ningning masing-masing memiliki avatar.

Dapat dibilang, grup musik yang unik ini sebenarnya memiliki 8 member yang keempat diantaranya hidup di metaverse.

Di penampilan debutnya November 2020 lalu, Aespa tampil dengan teknologi realitas tertambahkan atau AR (Augmented Reality). Di mana penonton dapat menyaksikan lewat layar kaca 4 member dunia nyata berdiri bersama 4 avatar mereka dari metaverse di atas panggung.

Baca Juga: Nvidia Akan Meluncurkan GeForce RTX 2060 12GB pada 7 Desember 2021 Mendatang

Apakah Aespa Perintis Konsep Musisi Virtual?

Sayangnya tidak. Konsep musisi virtual sebenarnya sudah ada sejak 1958 bahkan sebelum istilah 'musisi virtual' ada.

The Chipmunks merupakan musisi virtual pertama di dunia berisikan tiga vokalis fiktif berupa marmut yang bisa bernyanyi dalam animasi 1958 berjudul 'Alvin and the Chipmunks' di Amerika Serikat.

Suara 'Alvin and the Chipmunks' dikomposisikan oleh produser rekaman musik, Ross Bagdasarian, Sr.. Proses pembuatan suara artifisial itu mendapatkan dua Grammy pada tahun 1959 untuk kategori teknik.

Selain The Chipmunks, musisi virtual lainnya adalah Gorillaz (1998), Hatsune Miku (2007), dan lain sebagainya.

Baca Juga: Apa Itu Non-Fungible Token atau NFT yang Sedang Ramai? Berikut Penjelasannya

Yang membedakan antara Aespa dengan musisi virtual klasik adalah metaverse yang menghubungkan antara musisi nyata dan virtual. Namun sebenarnya Aespa bukanlah yang pertama menggunakan konsep musisi virtual dan metaverse dalam industri musik.

Developer game ternama, Riot Games, sudah dua kali memproduksi musisi virtual di metaverse. Pertama band heavy rock Pentakill (2014), kemudian grup Kpop K/DA (2018). September 2021 lalu Pentakill sempat mengadakan konser interaktif.

Sementara itu K/DA beranggotakan 4 musisi dunia nyata beserta avatarnya yang merupakan karakter dalam video game 'League of Legends' antara lain, Ahri (Cho Miyeon), Evelynn (Madison Beer), Kai'sa (Jaira Burns), dan Akali (Jeon Soyeon).

Di event '2018 League of Legends World Championship' girlgroup K/DA sempat tampil di opening ceremony membawakan lagu "Pop/Stars" menggunakan teknologi AR di atas panggung. Tidak hanya anggota grup dunia nyata, avatar mereka pun ikut tampil bersama.***

Editor: Abdurrauf Said

Tags

Terkini

Terpopuler