Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi M.Y. Bramuda mengatakan tema ini diambil sebagai spirit Banyuwangi bangkit seusai menghadapi pandemi.
Ini sesuai dengan tagline yang dicetuskan oleh Bupati Banyuwangi, yakni Banyuwangi Rebound.
Baca Juga: PRMN dan Promedia Bantu Bangkitkan UMKM di Banyuwangi, Bupati Ipuk Fiestiandani Apresiasi
Inspirasi tersebut berangkat dari kisah Banyuwangi semasa masih menjadi kawasan Kerajaan Blambangan. Kala itu, kerajaan dilanda wabah. Bahkan, sang putri raja bernama Dewi Sekardadu, terjangkit.
Tak seorangpun mampu menyembuhkan hingga datang seorang ulama bernama Syekh Maulana Ishak ke Blambangan.
Kedatangan Syekh Maulana Ishak berhasil menyembuhkan wabah di Blambangan. Dan inilah fragmen utama dalam Gandrung Sewu kali ini,.
Baca Juga: Mendagri Tito: Daerah Lain Bisa Tiru Banyuwangi Soal Inovasi Pelayanan Publik
Bramuda menyebutkan event kali ini mendapat respons luar biasa dari kalangan pelajar di Banyuwangi. Hampir 3.000 pelajar dari tingkat SD dan SMP turut ikut seleksi dan tersaring 1.248 peserta.
Tidak hanya dari sekolah umum, ada juga dari madrasah dan sekolah berbasis pesantren yang turut seleksi, karena mengikuti event sebesar Gandrung Sewu memang memberikan kebanggaan sendiri bagi pesertanya.
Seperti diketahui, gandrung dalam bahasa jawa beraarti kesengsem. Kata gandrung sendiri berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti kasmaran atau jatuh cinta, sangat rindu atau tergila-gila karena cinta.
Artikel Rekomendasi