Sutradara Lee JQ, Beberkan Rahasia Kesuksesan Thriller "All of Us Are Dead" yang Disukai Penggemar

8 Februari 2022, 18:40 WIB
D-DAY!! All of Us Dead tayang hari ini 28 Januari 2022: Drama Netflix Paling Brutal Diantara Drama yang Lain //Instagram/netflixkr

  POSJAKUT -- Sutradara drama “All of Us Are Dead” Lee Jae-Kyo mengakui kesuksesan serial thriller besutannya mengapa disukai penggemar.

Lee JQ sapaan akrabnya mengungkap rahasia keberhasilannya menjadikan serial ini sebagai hal wajar yang ia buat sesuai kondisi masyarakat.

Menurut Lee, serial yang ia buat bukan sekadar bercerita mengenai zombie, tetapi juga menggambarkan kondisi manusia yang hidup dari semua lapisan masyarakat.

“Ada pepatah yang mengatakan bahwa anak adalah cerminan orang tuanya. Bisa diperluas ke pepatah lain bahwa sekolah adalah cermin masyarakat. Saya ingin menunjukkan citra paralel ini melalui siswa,” ujar Lee JQ, dikutip POSJAKUT dari Antara, Selasa 8 Februari 2022.

Baca Juga: All of Us Are Dead, Drama Thriller Korea Jadi Primadona Netflix di 91 Negara Termasuk Indonesia Ini Alasannya

Serial ini diangkat berdasarkan webtoon populer. Ceritanya berlatar di sekolah menengah yang berubah menjadi kacau karena terjadi penyebaran virus zombie misterius.

Ia mengatakan dirinya ingin menggambarkan sekolah semacam mikro-kosmos masyarakat manusia yang diwakili dengan berbagai orang berseragam.

Contoh yang berseragam itu seperti pelaku dan korban perundungan, anak kaya dan miskin, kepala sekolah laki-laki dan perempuan jahat.

“Sejujurnya, saya tidak menikmati film zombie. Tapi komik aslinya menarik perhatian saya karena menggambarkan wabah zombie di sebuah sekolah. Tidak seperti orang dewasa, siswa yang belum dewasa membuat keputusan yang berbeda dalam situasi yang ekstrem,” papar Lee.

Baca Juga: Park Seo Joon dan Han So Hee Mulai Syuting Drama Thriller Gyeongseong Creature, Sabar ya K-Lovers

Selain upaya melawan zombie, “All of Us Are Dead” juga mengangkat isu kekerasan sekolah sebagai tema utama lain.

Virus zombie misterius dikembangkan oleh seorang guru untuk membantu putranya melawan pelaku perundungan di sekolah.

Sutradara Lee JQ menyadari kritik yang muncul mengenai potret kekerasan di sekolah dan penggunaan kata-kata kotor yang berlebihan.

“Banyak orang merasa tidak nyaman melihat perundungan di sekolah dan ingin menjauhkan diri darinya. Tapi masyarakat kita mungkin tidak jauh berbeda dengan sekolah. Kita bisa menjadi pelaku atau korban dengan atau tanpa disadari,” katanya.

Baca Juga: Film The Pirate: The Last Royal Treasure Laris di Box Office Korea Selatan, Geser Spiderman

Serial “All of Us Are Dead” dipuji sebagai “Squid Game baru” sejak mendarat di Netflix secara perdana pada 28 Januari.

Serial ini menduduki puncak daftar 10 teratas acara TV non-bahasa Inggris Netflix untuk pekan 24 hingga 30 Januari dengan 124,79 juta jam penayangan.

Sementara menurut data perusahaan analitik streaming Flixpatrol, serial12 episode itu telah berada di posisi puncak acara TV Netflix selama sembilan hari berturut-turut sejak debut.

Serial “All of Us Are Dead” merupakan proyek layar kecil pertama Lee dalam 10 tahun terakhir setelah ia menggarap serial romansa “The King 2 Hearts” (2012).

Baca Juga: Karakter dan Pemain Thriller 'All of Us Are Dead' Sama-sama Apik Siapa aja sih, Kenalan dengan Mereka yuk

Lee telah menyutradarai beberapa film, termasuk film thriller sejarah “The Fatal Encounter” (2014) dan drama komedi “Intimate Strangers” (2018).

Sutradara itu mengatakan dirinya sudah memikirkan cerita “All of Us Are Dead” selanjutnya, meskipun musim kedua belum dikonfirmasi.

“Jika musim pertama terus berjalan dengan baik untuk waktu yang lebih lama, musim berikutnya saya kira bisa dibicarakan,” katanya.***

Editor: Fenty Ruchyat

Tags

Terkini

Terpopuler