Akibatnya masyarakat kehilangan pekerjaan dan berdampak pada daya beli turun pada akhirnya meningkatkan angka kemiskinan.
Pada akhirnya seluruh negara memberikan bantuan kepada masyarakatnya untuk menjaga daya beli.
"Akibatnya terlalu banyak perputaran uang di lapangan dan terjadi inflasi” jelas Ariyo. Inflasi ini menurut Ariyo merupakan “bom waktu” yang pasti akan terjadi selama pandemi.
Kenaikan inflasi ini ditandai dengan kenaikan global inflation pada tahun 2021 sebesar 4,7% menjadi 7,5% pada tahun 2022.
Menurut Ariyo situasi di Ukraina juga mempercepat “Bom Waktu” tersebut. Pasokan gas yang terganggu menyebabkan inflasi semakin tidak terkendali.
Padahal gas tidak hanya untuk sebagai energi saja tapi juga sebagai bahan baku pupuk untuk pangan.
Namun dari keadaan global tidak mempengaruhi gejolak perekonomian di dalam negeri. Melihat neraca dagang Indonesia dengan negara lain, Indonesia tidak akan terkena dampak signifikan terhadap keadaan global tersebut.***