Prof Bambang Brojonegoro: 'Pemerintah Harus Mampu Kendalikan Inflasi Secara Langsung'

- 7 November 2022, 21:53 WIB
Prof Bambang Brojonegoro:
Prof Bambang Brojonegoro: /Nur Aliem Halvaima /Foto : Universitas Paramadina/Posjakut

Baca Juga: Inflasi Capai 21 Persen, Presiden Erdogan Upayakan Pangkas Suku Bunga dan Stop Penggunaan Dolar AS

Di beberapa negara, tekanan harga sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga komoditas global dan gangguan rantai pasokan yang sudah dimulai saat pandemi Covid-19. 

"Kenaikan harga makanan dan energi selama setahun terakhir menjadi faktor pendorong utama kenaikan inflasi dalam beberapa waktu terakhir ini,“ terangnya.

Menurut Prof Bambang, inflasi diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2022. 

Inflasi diperkirakan akan melambat dalam tahun 2023, akibat kebijakan moneter yang lebih ketat terutama tingkat suku bunga dibeberapa negara. 

Baca Juga: Inflasi Terkendali, Anies Revisi UMP 2022 Naik. Ringankan Beban Pekerja Jakarta

Turunnya harga komoditas minyak mentah dan makanan di pasar global, berkontribusi untuk menurunkan harga dan inflasi. 

Di Indonesia sendiri, tingginya harga komoditas mendorong inflasi meningkat menjadi 5,95% pada bulan September 2022 (yoy). Peningkatan harga terjadi pada makanan dan transportasi. 

Untuk menopang daya beli dan konsumsi masyarakat, Pemerintah menggalihkan belanja subsidi BBM dan listrik, menajdi bantuan tunai untuk rumah tangga dan pekerja berpenghasilan rendah.

Baca Juga: Universitas Paramadina dan KAS Jerman, Gelar Diskusi Bahas Ekonomi Indonesia, Tekanan Covid dan Perang

Halaman:

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x