Minyak Goreng Masih Tinggi, Belum Turun Banyak. Kemendag Bilang Ada Beberapa Hal Penyebabnya

- 9 Januari 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi penjual minyak goreng.
Ilustrasi penjual minyak goreng. /Foto: Antara

POSJAKUT --   Sudah sebulan terakhir harga minyak goreng melambung tinggi. Kenaikan lebih dari Rp4 ribu per liternya.

Kenaikan harga minyak goreng lebih dari Rp4 ribu per liter sudah terjadi lebih sebulan terakhir.

Harga minyak goreng kemasan 1 liter misalnya, yang biasanya dijual Rp12.000 naik hingga Rp16.000 bahkan Rp17.000  dan minyak kemasan 2 liter yang biasanya Rp27.000 naik hingga Rp30.000 lebih.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng, Cabai Rawit, Bawang Kompak Naik Sejak Januari 2022. Emak-emak Menjerit

Berdasarkan data  Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, sejak beberapa waktu lalu ada beberapa hal yang terjadi pada penjualan minyak goreng.

Harga jenis minyak goreng mengalami lonjakan, di antaranya pada minyak goreng kemasan bermerek 1, minyak goreng kemasan bermerek 2, dan minyak goreng curah.

Lonjakan harga minyak goreng ini ditindaklanjuti Kementerian Perdagangan (Kemendag). 

Baca Juga: Harga Sembako Melambung, Emak-emak 'Menjerit'. Mereka Desak Pemerintah Gencarkan Operasi Pasar!

Berdasarkan laporan Kemendag, saat ini harga minyak goreng rata-rata nasional berkisar Rp16.100/liter untuk minyak goreng curah, minyak goreng kemasan sederhana Rp16.200/liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp17.800/liter.

Sedangkan untuk harga minyak di  DKI Jakarta terpantau masih tinggi. 

Harga minyak kemasan bermerek 1 sebesar Rp17.350 per kg dari yang sebelumnya Rp16.900 per kg.

Baca Juga: Untuk Menjaga Stabilitas Harga, Bulog Desak Pemerintah Menata Ulang Semua Tataniaga Pangan

Untuk DKI Jakarta, harga minyak goreng kemasan bermerek 2 juga tercatat mengalami sedikit kenaikan dari Rp17.150 per kg jadi Rp17.500 per kg.

Kementerian Perdagangan mengungkap ada beberapa hal yang membuat harga minyak goreng menjadi mahal.

Menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan, kenaikan harga minyak goreng disebabkan adanya hambatan di berbagai negara yang memacu harga internasional juga naik.

Baca Juga: Tahun 2030, Pemerintah Bakal Stop Impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) 

"Di Kanada dan Argentina sebagai pemasok Canola Oil terjadi gangguan panen sehingga produksinya turun sekitar 7 persen dan menyebabkan turunnya pasokan dunia," ujar Oke.

Kemudian, produksi Crude Palm Oil (CPO) Malaysia turun sekitar 8 persen.

Hal itu terjadi salah satunya karena kekurangan tenaga kerja yang disebabkan pandemi.

Selain itu terjadi krisis energi di beberapa negara seperti India, China, Eropa.

Krisis itu menyebabkan negara-negara tersebut mengalihkan penggunaan energi fosil ke bioenergi termasuk biodiesel.***

Editor: Fenty Ruchyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini