Network
POSJAKUT -- Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Arsjad Rasyid mengungkap sebanyak 320 lebih startup fintech (financial technology) di Indonesia berpotensi membantu menyediakan sumber pembiayaan alternatif bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Sehingga keterlibatannya itu akan memfasilitasi pertumbuhan yang inklusif dan lebih kuat meski UMKM berkontribusi 60% terhadap PDB dan 97 persen penyerapan tenaga kerja, namun baru 25% UMKM yang menerima pembiayaan yang dibutuhkan.
Dilansir POSJAKUT dari laman resmi bi.go.id, Kamis 16 Desember 2021, Arsjad menyebut jika fintech bisa memberikan pembiayaan kepada 75% UMKM saja, akan menjadi bukti bahwa fintech dan pemain digital lainnya mampu melayani UMKM. Jadi bukan hanya teori.
Ia menambahkan fintech juga berpotensi untuk meningkatkan inklusivitas layanan keuangan terutama bagi 100 juta populasi yang masih belum memiliki rekening perbankan dan belum bisa mengakses layanan keuangan dari perbankan.
Baca Juga: BMKG Memperkirakan Seluruh Wilayah Ibu Kota Jakarta Diguyur Hujan Hari Ini
Banyak para pelaku usaha tradisional dari daerah berhasil melakukan ekspansi bisnis berkat dukungan teknologi digital dan fintech, kata Arsjad.
Terpisah Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan bahwa untuk mengoptimalkan dampak poitif atau berkah fintech, OJK mengakomodasi pengembangan inovasi industri ini.
Menurut Wimboh, produk-produk keuangan yang dulu hanya dapat dikeluarkan oleh lembaga keuangan, saat ini dapat dikeluarkan oleh lembaga-lembaga non-keuangan seperti fintech.
Bahkan, lanjut Wimboh, fintech yang berbasis teknologi digital Wimboh, mampu memperluas jangkauan layanan keuangan yang selama ini terkendala faktor geografis.
Artikel Rekomendasi