Terima Gaji Rendah, Karyawan Apple Sepakat Membentuk Serikat Pekerja

19 Februari 2022, 20:00 WIB
SEORANG petugas polisi yang mengenakan topeng pelindung berjalan melewati toko Apple yang tutup di Shanghai pada 5 Februari 2020. /PIKIRAN RAKYAT /

POSJAKUT - Karyawan Apple di beberapa ritel Amerika Serikat diam-diam merencanakan untuk membentuk serikat perkerja karena gaji mereka yang stagnan di bawah inflasi.

Mempertimbangkannya setelah melihat keberhasilan karyawan di raksasa ritel lainnya, seperti Starbucks, yang juga membentuk serikat pekerja.

Dilansir dari Washington Post, karyawan di dua toko ritel Apple, yang tidak diberitahu lokasinya, sudah hampir berhasil membentuk serikat pekerja dan telah didukung oleh dua serikat pekerja besar saat mereka bersiap untuk mengajukan dokumen ke Dewan Hubungan Perburuhan Nasional.

Sementara itu, setidaknya ada enam ritel Apple lainnya juga dalam tahap awal perserikatan.

"Saya memiliki banyak rekan kerja dan teman yang benar-benar saya cintai dan penghasilan mereka tidak cukup untuk menafkahi hidup mereka," kata salah satu penyelenggara tenaga kerja yang bekerja di toko ritel Apple.

Baca Juga: Dapat Penghargaan dari BKPM, Realisasi Investasi di DKI Jakarta Selama 2021 Capai Rp103,3 Triliun

"Kami paham mereka pasti berjuang dan juga terluka, tapi kami pun bekerja untuk sebuah perusahaan yang memiliki sumber daya yang mesti mereka urus."

Raksasa teknologi, yang memiliki lebih dari 500 lokasi ritel di seluruh dunia dan lebih dari 270 di AS, mempekerjakan lebih dari 65.000 karyawan ritel, menurut laman resmi Apple.

Pada Natal 2021 kemarin, lebih dari 50 karyawan ritel Apple bahkan resign sebagai bentuk protes atas kondisi kerja, dengan tuntutan termasuk tempat kerja yang lebih terhormat dan waktu sakit yang dibayar.

Rekan penjualan ritel Apple cenderung mengharapkan untuk menghasilkan sekitar 30.472 USD per tahun, yang mana merupakan 24 persen di bawah pendapatan rata-rata nasional.

Baca Juga: Erick Thohir Sebut Program BUMN Siap Antarkan Pesantren Jadi Mercusuar Peradaban Ekonomi Umat

Upaya untuk berserikat telah didorong oleh gaji rendah yang terus stagnan di bawah tingkat inflasi ,yang mencapai level tertinggi 40 tahun sebesar 7,5 persen. Mereka juga ingin Apple untuk berbagi lebih banyak keuntungan.

Pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa menunjukkan bahwa Apple hampir tidak dirugikan dalam hal keuangan, dengan penjualan melalui toko ritel dan situs web menyumbang 36 persen dari total pendapatan besar perusahaan sebesar 366 miliar USD selama tahun fiskal 2021.

Dan meskipun pertumbuhan pendapatan pesat dalam beberapa tahun terakhir yaitu 378 miliar USD pada setahun terakhir dibandingkan dengan 240 miliar USD pada 2017, upah untuk pekerja ritel Apple tetap stagnan jauh di bawah tingkat inflasi.***

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler