Dongkrak Ekonomi Warga, Nglanggeran Diganjar Sebagai Desa Wisata Terbaik Dunia 2021

7 Desember 2021, 07:00 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno berharap Desa Wisata Nglanggeran wujud kebangkitan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif /kemenparekraf.go.id

POSJAKUT -- Sejak tahun 2017 hingga tahun 2021 ini, Desa Nglanggeran di DI Yogyakarta telah menjadi perhatian dunia.

Memiliki pesona alam yang indah, keanekaragaman hayati serta wujud demografi yang ciamik, dusun yang terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul DI Yogyakarta itu membuat insan pariwisata dunia ingin mengunjunginya.

Karena keindahan alamnya itu, Desa Nglanggeran pernah meraih ASEAN Community Based Tourism Award 2017, dan masuk Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia versi Global Green Destinations Days 2018.

Baca Juga: Konsumsi Data Seluler Naik 40 Persen Jadi Wujud Kebangkitan Ekonomi Internet di Indonesia

Tak berlebihan jika Desa Nglanggeran ini kembali menjadi primadona wisata tahun ini dengan meraih penghargaan Desa Wisata Terbaik Dunia 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni UNWTO.

Tak hanya menikmati pemandangan sawah yang asri, ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan di desa itu. Diantaranya menjelajahi kawasan bersejarah dan situs geologinya yakni Geosite Gunung Sewu, Gunung Api Purba yang juga diakui UNESCO sebagai kawasan bersejarah dunia.

Di kawasan ini, para wisatawan juga diperbolehkan berkemah alias camping dengan bonus mandi di air terjun Kedung Kandang yang tersusun dari batu vulkanik berundak.

Baca Juga: Tergenang Air, Jalan Penghubung Soppeng, Wajo, Sidrap Sulsel Tak Bisa Dilewati Kendaraan

Selain itu, kuliner tradisional khas Patuk Gunung Kidul menjadi satu hal lainnya yang membuat penasaran wisatawan untuk datang ke Nglanggeran. Keanekaragaman hayati yakni salah satunya, tanaman coklat yang berhasil meningkatkan perekonomian warga lokal.

Di desa ini juga pengelolaan wisatanya dilakukan oleh generasi milenial sehingga menambah segar ekosistem Desa Nglanggeran.

Kesegaran itu membalut tata cara dan adat budaya warga yang masih dipergang teguh. Pengelola wisata Nglanggeran juga menyelipkan kearifan lokal dalam penyajian atraksi wisata yakni seni budaya Reog Mataram dan alat musik karawitan.

Baca Juga: Politisi Gerindra Beri Perhatian Kasus Novia Widyasari, Begini Katanya Soal Perilaku Perilaku Pribadi Polisi

Melihat sederet pesona Desa Nglanggeran ini, tepat jika dalam rangkaian program "Thematic Session" pada Sidang Umum UNWTO ke-24 di Madrid, Spanyol, Kamis 2 Desember 2021 lalu diumumkanlah desa ini sebagai desa wisata terbaik bersaing dengan 44 desa wisata lainnya dari 32 negara di dunia.

Melihat prestasi desa Nglanggeran, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan desa wisata ini merupakan salah satu destinasi kelas dunia.

"Masyarakat manunggal dengan pemerintah daerah, pengelola, serta masyarakat yang mendorong pariwisata sebagai salah satu penggerak pembangunan desa. Ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam rangka memaksimalkan kontribusi desa wisata, lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan di pedesaan," ujar Sandi.

Penghargaan ini juga menjadi momentum kebangkitan ekonomi Indonesia khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Terlebih, sebelumnya Desa Wisata Nglanggeran telah ditetapkan Menparekraf sebagai desa wisata mandiri inspiratif. "Prestasi ini jadi angin segar di tengah hiruk-pikuk pandemi dan tantangan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja hampir dua tahun belakangan," katanya.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Kisah Ironi Operasi Transplantasi Jantung Anak Pertama

Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu, mengatakan, ada sembilan kriteria penilaian dalam penentuan 44 desa wisata ini sebagai UNWTO Best Tourism Village.

Yaitu sumber daya alam dan budaya; promosi dan konservasi sumber daya budaya; keberlanjutan ekonomi; keberlanjutan sosial; keberlanjutan lingkungan; potensi dan pengembangan pariwisata serta integrasi rantai nilai; tata kelola dan prioritas pariwisata; infrastruktur dan konektivitas; serta kesehatan, keselamatan dan keamanan.

Selain berbagai penghargaan yang telah diraih di tingkat lokal, nasional, dan internasional, proses penilaian dan perolehan Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenparekraf tahun lalu dikatakannya turut mendorong Desa Wisata Nglanggeran mampu memenuhi area evaluasi UNWTO.

"Pengelolaan berkelanjutan melalui peran aktif dan inovasi yang dilakukan pengelola, keberlanjutan sosial ekonomi yang ditunjukkan melalui rantai nilai manfaat ekonomi bagi masyarakat, keberlanjutan budaya, serta lingkungan melalui upaya pengelolaan dan konservasi aset alam dan budaya," ujar Vinsensius Jemadu.

Sementara Sekretaris Jenderal UNWTO, Zurab Pololikashvili, mengatakan, inisiatif atau penghargaan ini adalah bentuk pengakuan terhadap desa-desa yang berkomitmen untuk menjadikan pariwsata sebagai pendorong yang kuat bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

"Pariwisata dapat menjadi pendorong kohesi sosial dan inclusivity dengan mempromosikan distribusi manfaat yang lebih adil di seluruh wilayah sekaligus memberdayakan masyarakat lokal,” kata Zurab Pololikashvili.

Selain 44 Desa Wisata yang terpilih pada kategori UNWTO Best Tourism Villages Label, terdapat 20 desa wisata lainnya yang akan mengikuti program pada kategori UNWTO Best Tourism Villages Upgrade Programme. Seluruh 64 Desa Wisata ini pun masuk menjadi bagian dari UNWTO Best Tourism Villages Network.***

Editor: Fenty Ruchyat

Tags

Terkini

Terpopuler